Travel is my dream

Spa changes everything

Capture the moment


Bisik jiwa telah terputus dalam satu hembusan nafas.
Janji suci telah kau ingkari tuk bersama dalam suka dan duka.
Yakinlah selalu sobat bahwa segala luka yang menyobek hatimu adalah pisau yang mengalir di setiap tetes darahku.
Kesedihan yang nampak di raut wajahmu adalah kepedihan terdalamku.
Ketidakramahan dirimu adalah penyobek hatiku.
Taukah kau sobat?
Bahwa secercah tawa yang dulu selalu menghiasi wajahmu kini telah pudar dan bukan lagi kebanggaan dalam tali hati antara kau dan aku.
Kini kau telah melepas jemari itu, padahal aku rapuh tanpa tangan itu.
Aku ingin kau selalu menjaga dan melindungiku.
Sobat . . .
Sebuah teguran yang selalu ku dapat bila ku salah,
Sebuah bimbingan yang selalu merangkulku bila ku lemah,
Kini tak akan pernah ku dapati lagi.
Kemana aku harus mencari itu semua?
Kau pergi tanpa mengucap sepatah kata pun.
Kau telah memutus persahabatan itu.
Persahabatan yang suci kini telah kau nodai dengan kebungkaman, kebohongan dan kebosanan.
Semuanya penuh kepura-puraan.
Kau jadikan persahabatan sebagai tempat berlabuh tuk mencari pengalaman kehidupan.
Kenapa kau lakukan ini?
Ku diam dalam kebungkaman yang penuh kesakitan, sedangkan dirimu tertawa penuh keriangan.
Lalu kini ku bertanya :
Apa menurutmu seorang sahabat?
Dan sahabat yang tulus seperti apa?
Kau hanya diam tak bisa menjawab.
Sobat . . .
Maafkan diriku bila diri ini bersalah.
Meski kau telau pergi, bagiku kau selalu ada dalam hatiku.
Karena kau adalah sahabatku dari dulu dan sampai kapan pun.



Teks Original 

Tidak ada komentar: